Sobat nurse, tau gak sih kenapa perawat harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik?
Dalam melakukan pelayanan keperawatan tentu saja kita sebagai seorang perawat akan berintraksi langsung dengan pasien. setiap pasien memiliki karakter yang berbeda, dan respon yang berbeda terhadap pelayanan kita sebagai seorang perawat. Tentu saja kita ingin memberikan pelayan yang terbaik untuk pasien kita, maka dari itu kita harus memperhatikan kualitas pelayan keperwatan yang kita berikan. Kualitas pelayanan keperawatan menentukan respon dari pasien itu sendiri, dan komunikasi berperan besar dalam kualitas pelayan keperawatan.
Komunikasi anatara perawat dengan pasien, keluarga pasien, maupun tenaga medik yang lain haruslah baik, terutama terhadap pasien. Ada beberapa bentuk bentuk komunikasi di dalam dunia keperwatan, diantaranya:
Komunikasi anatara perawat dengan pasien, keluarga pasien, maupun tenaga medik yang lain haruslah baik, terutama terhadap pasien. Ada beberapa bentuk bentuk komunikasi di dalam dunia keperwatan, diantaranya:
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang berada didalam diri yang biasa kita sebut sebagai kata hati atau perasaan batin. Didalam dunia medis keperawatan, seorang perawat harus memiliki jenis komunikasi ini. Tujuannya adalah untuk membuat perawat secara cepat dan sadar dapat merasakan, melihat, menangkap serta mengetahui kondisi pasien tanpa harus berbicara dengannya. Contohnya adalah ketika seorang perawat melihat seorang pasien sedang termenung, melamun, atau menengadah kelangit-langit, maka perawat akan merasakan dan mengetahui bahwa pasien tersebut sedang gundah, risau atau sedang memikirkan sesuatu.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih didalam sebuah kelompok kecil. Misalnya perawat dengan pasien yang didampingi oleh anggota keluarga pasien. Komunikasi ini berlangsung secara tatap muka, atau dapat pula menggunakan berbagai media komunikasi. Tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien, melakukan perawatan, memberikan obat, atau melakukan tindakan medis seperti pengambilan sample darah, rambut, memasang infus, melakukan suntik, dan sebagainya.
Namun untuk melakukan komunikasi yang satu ini, perawat harus mampu untuk menjadi pendengar yang baik, berbicara dengan lembut, dapat menunjukkan sikap peduli atau empati hingga mampu untuk memberikan motivasi, humor dan becandaan.
Penggunaan komunikasi massa dalam keperawatan secara tidak langsung akan memberikan kemampuan kepada perawat agar perawat dapat menentukan dimana posisinya, kapan harus berbicara, kapan harus mendekat atau menjauh, kapan harus berada ditengah, dibelakang atau didepan dan lain sebagainya. Selain itu, komunikasi ini secara tidak langsung akan mengajarkan perawat untuk menguasai dirinya, menjaga intonasi dan volume suara, mengajarkan perawat untuk menggunakan bahasa tubuh hingga mengajarkan perawat agar mampu untuk memberikan motivasi.
Komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah penting. Komunikasi kelompok initerjadi pada saat penyerahan tugas dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien.
Namun untuk melakukan komunikasi yang satu ini, perawat harus mampu untuk menjadi pendengar yang baik, berbicara dengan lembut, dapat menunjukkan sikap peduli atau empati hingga mampu untuk memberikan motivasi, humor dan becandaan.
3. Komunikasi Massa
Penggunaan komunikasi massa dalam keperawatan secara tidak langsung akan memberikan kemampuan kepada perawat agar perawat dapat menentukan dimana posisinya, kapan harus berbicara, kapan harus mendekat atau menjauh, kapan harus berada ditengah, dibelakang atau didepan dan lain sebagainya. Selain itu, komunikasi ini secara tidak langsung akan mengajarkan perawat untuk menguasai dirinya, menjaga intonasi dan volume suara, mengajarkan perawat untuk menggunakan bahasa tubuh hingga mengajarkan perawat agar mampu untuk memberikan motivasi.
4. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah penting. Komunikasi kelompok initerjadi pada saat penyerahan tugas dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi. Dalam keperawatan komunikasi organisasi sangat penting karena berhuhubungan dengan sertifikasi dan memfasilitasi registrasi lisensi yang ditangani oleh PPNI. Adapun untuk pelaporan suatu masalah yang berhubungan dengan profesi dapat dilaporkan ke organisasi keperawatan salah satunya PPNI. Maka dari itu komunikasi organisasi sangat penting.6. Computer Mediated Communication
Komunikasi antara orang-orang dengan melalui media perantara berbasis komputer dan internet, omunikasi ini memanfaatkan media-media di Internet seperti Instagram, Website mupun yang lainya. Salah satu contohnya yaitu akun instagram @perawatid dimana akun Instagram tersebut membahas berbagai macam hal yang berhubungan dengan keperawatan. Dengan computer mediated communication kita bisa lebih up to date tentang info info maupun kejadian seputar keperwatan.
Nah, udah tahukan bentuk-bentuk komunikasi di dunia keperawatan? Ada juga loh teknik teknik penyampaian komunikasi di dalam keperawatan, teknik teknik ini digunakan agar kita lebih dekat dengan pasien kita sehingga pelayanan yang kita berikan berkualitas dan dapat memuaskan pasien sehingga proses pemulihan kesehatan pasien lebih cepat.
Berikut ini merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam berkomuikasi:
1. Bahasa Data/Rasional
Bahasa Data/Rasional, didasarkan pada anggapan bahwa manusia adalah mahluk rasional; meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti ilmiah.
Contohnya kita menjelaskan bahwa berbaring atau diam terlalu lama tanpa ada pergerakan seperti pada penderita stroke akan menyebabkan ulkus dekubitu disitu kita haru menyertakan data atau penjelananya (dengan menceritakan bahwa kamu mempelajarinya/membaca di jurnal)
2. Bahasa Emosional
Bahasa yang digunakan dapat menyentuh hati khalayak dan dapat menyentuh empati seseorang. Bahasa emosional dapat disampaikan dengan cara:Gunakan bahasa yang penuh muatan emosional untuk melukiskan situasi tertentu.
Hubungkan gagasan dengan unsur-unsur visual dan nonverbal yang membangkitkan emosi, misalnya perusahaan akan mengumpulkan sumbangan untuk korban banjir dengan menampilkan foto-foto yang melukiskan penderitaan mereka
Tampakkan pada diri komunikator petunjuk nonverbal yang emosional, misalnya, suara yang bergetar, air muka yang melankolis, dan mata yang berkaca-kaca.
3. Bahasa Rasa Takut
Menggunakan pesan yang informasinya mencemaskan, atau meresahkan. Gunakan secara hati-hati, dengan mempertimbangkan karakteristik khalayak (kepribadian), jenis pesan, dan kredibilitas komunikator. Contohnya “Ibu ayo di makan obatnya, kalau ga dimakan nanti perutnya sakit lagi kaya tadi”4. Bahasa Reward
Menggunakan bahasa yang menjanjikan mereka mendapatkan sesuatu yang mereka perlukan, mereka inginkan, atau mereka butuhkan. Reward tidak selalu berupa uang atau materi, tetapi bisa berupa kepuasan, ketenangan, dan yang lainya. Contohnya “ adek kalau nanti adek udah sehata adek bisa main lagi sama temen temen makanya sekarang minum dulu ya obatnya”5. Bahasa Motivasi
Menggunakan imbauan yang menyentuh kesadaran dalam jiwa seseorang. Contohnya “ ayo semanga lemburnya ada seseorang yang nunggu di rumah”Gimana nih udah taukan gimana pentingnya dan teknik komunikasi dalam keperawatan? Semoga dengan paparan diatas kita sebagai seorang perawat dapat menerapkanya dan dapat meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia. Yuk budayakan berkomunikasi dengan baik ya!
0 komentar:
Posting Komentar