Pages

Banner 468 x 60px

 

Minggu, 15 Desember 2019

Identifikasi Kepribadian yuk!

0 komentar


MENGENAL CIRI-CIRI KEPRIBADIAN 


hola sobat nurse, menurut kamu kepribadian itu apa sih? Sebenarnya kita masuk kedalam kepribadian yang mana yaaa? Yuk simak artikel dibawah ini! 

Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

kata kunci : penyesuaian diri

Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN


menurut Abin Syamsuddin (2003)

1. Karakter ; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

2. Temperamen ; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan

3. Sikap ; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen

4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa

5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN SEHAT:


1.Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

2.Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

3.Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

4.Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

5.Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

6.Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

7.Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

8.Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

9.Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

10.Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

11.Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN TIDAK SEHAT:


1.Mudah marah (tersinggung)

2.Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan 

3.Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang 

5.Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum 

6.Kebiasaan berbohong 

7.Hiperaktif

8.Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas 

9.Senang mengkritik/ mencemooh orang lain 

10.Sulit tidur 

11.Kurang memiliki rasa tanggung jawab 

12.Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis) 13.Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama 

14.Pesimis dalam menghadapi kehidupan 

15.Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Nah sobat nurse, kira-kira kamu termasuk ciri-ciri yang mana nih? 

Jangan lupa nantikan artikel kami selanjutnyaaaa. 




Read more...

Jumat, 13 Desember 2019

Panggil Kami Ners!

0 komentar

Panggil Kami Ners, Bukan Lagi Suster!

Sobat Nurse, tau gak sih kalo sekarang kita harus membudayakan memanggil Ners pada perawat di Rumah Sakit?

 
Istilah Ners merupakan pengganti yang diberikan pada perawat yang telah menempuh pendidikan Sarjana (S-1) dan Pendidikan Profesi Ners. Di Indonesia, masyarakat belum terbiasa memanggil perawat dengan sebutan profesinya yaitu Ners. Sebagian besar masyarakat memanggil perawat dengan panggilan Suster. Padahal, perawat merupakan suatu profesi yang sudah diakui oleh negara tepatnya dikukuhkan pada saat lokakarya Nasional di Jakarta Januari 1983 dan secara konstitusi diakui pula dengan lahirnya Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014. Jadi tidak ada yang bisa membantah bahwa Perawat adalah profesi.

 
Pada Bab IV Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 tentang STR (Surat Tanda Registrasi) menjelaskan Perawat adalah profesi yakni memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi.Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

 
Ciri-ciri profesi adalah memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang unik dan spesifik, serta memiliki sumpah profesi dan pengabdian pada masyarakat. Suatu profesi wajib untuk kita hargai, seperti dokter dan pengacara. Dokter akan dipanggil dokter sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan, ada juga ahli agama misalnya, akan dipanggil Ustad (islam) atau Pendeta ( kristen). Termasuk ahli hukum disebut pengacara.

Dalam Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Perawat terbagi dua, diantaranya Perawat Vokasional dan Perawat Profesional. Hal ini menjadi dilema, yang dimaksud Perawat Vokasional adalah Perawat lulusan Diploma 3 Keperawatan ( Akper) dan yang dimaksud Perawat Profesional yaitu Sarjana Keperawatan + pendidikan profesi Ners atau lanjut lagi spesialis di bidang Keperawatan.

Bagi lulusan pendidikan profesi Ners, mereka sepakat dipanggil sebagai Ners, hal itu diakui pula secara akademik oleh universitas tempat penyelenggara pendidikan tinggi Keperawatan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ns.Yeni Ariani,M.Kep saat diskusi daring di Forum Perawat Peduli Indonesia.

Bila kita mengingat sejarah, suster merupakan Zuster berasal dari bahasa belanda yang artinya seornag biarawati. Tentunya profesi keperawatan ini tidak hanya berasal dari perawat dari penganut kristiani namun juga ada dari berbagai agama lainnya.

Tidak hanya itu pemlan suster juga identik dengan gender atau wanita. Karena suster bila diartikan dalam bahasa inggris berasal dari kata sister yang artinya saudara perempuan. Padahal saat ini, banyak perawat laki-laki. Suster identik dengan wanita. Maka salahsatu akibatnya adalah jarang laki-laki yang menggeluti profesi ini.


Skotlandia telah berhenti memanggil suster pada perawat karena itu dianggap dapat menganggu profesionalitas kerja perawat laki-laki. Karena pada dasarnya dulu perawat di Belanda itu dipanggil dengan Verpleegster bukan Zuster.

Saat ini dunia keperawatan telah mengalami perkembangan. Dimulai dari perbahan pendidikann dari vokasional menjadi Profesional melalui pendidikan Sarjana dan Profesi Ners. Maka dari itu perlu adanya perubahan dan tuntutan profesionalitas perawat yang salahsatunya diwujudkan dengan pemanggilan Ners pada perawat.

Untuk memulainya, marilah kita mulai dari diri perawat sendiri. Dengan memanggil sesama teman, ataupun perawat lain dengan panggilan Ners, sehingga orang lain akan menilai dan mengikuti panggilan profesi ini.


Nah sobat nurse, gimana masih manggil perawat dengan sebutan sus atau ners?

Yuk kita ubah sejak sekarang!

Bahwa kami bangga karna panggilan kami.

Read more...

Senin, 09 Desember 2019

Cognitive Behavioral Therapy

0 komentar

Menyelesaikan Masalah Dengan Cognitive Behavioral Therapy


Terapi kognitif merupakan salah satu psikoterapi yang bertujuan untuk melatih cara berfikir dan cara bertindak. Yang sangkut pautnya dengan penyelesaian masalah sehari-hari. Karna saat ini terapi kognitif dapat digunakan tidak hanya penderita kelainan mental, tetapi juga pada penderita fisik, trauma dan dalam menghadapi masalah sehari-hari.

Manfaat yang diperoleh dari terapi kognitif



Terapi kognitif dapat membantu mendapatkan pendekatan solusi dari masalah yang anda temui, selain dari pada penderita penyakit gangguan mental dan fisik. Terapi kognitif dapat meningkatkan kualitas hidup anda. 

Selain gangguan kecemasan dan depresi, terapi kognitif jyuga terbukti menangani gangguan mental lainnya, antaralain: fobia, gangguan pola makan, insomnia, penyalahgunaan alcohol, gangguan panik, gangguan sex, gangguan bipolar, skizofenia, obsessive Compulsive disorder(OCD), dan Trauma. 

Penyakit fisik seperti Irritable Bowel Syndrome(IBS) Adalah salah satu contoh gangguan kesehatanfisik yang juga menerapkan terapi kognitif sebagai metode pengobatannya. 

Bagaimana terapi kognitif bekerja? 


Terapi kognitif, adalah sebuah terapi prilaku yang mana, prilaku kita adalah wujud dari apa yang kita pikirkan dan rasakan, maka dari itu perlu untuk membenahi dan memperhatikan setiap apa yang kita pikirkan. Gunakan pikiran dengan bijak, karena pikiran negative akan memunculkan energy negative yang berdampak tertariknya masalah ke dalam kehidupan kita. 

Dengan terapi kopgnitif kita membiasakan untuk berpikir positif terhadap segala sesuatu, juga mendekatkan kita pada penyelesaikan dari berbagai masalah dengan tahap-tahap : 

(1) Mengidentifikasi masalah, 
(2) fokus pada pencarian solusi, 
(3) memperbaiki pola pikir dan prilaku disetiap harinya, dan 

(4) mulai terbiasa dengan pikiran positif. 


Setelah dilakukan beberapa tahap, terapis akan mengevaluasi apakah metode ini cocok digunakan pasien terapi, ataukan ada beberapa cara yang berlu di ubah dan di modifikasi untuk penyelesaian masalah. Terapi kognitif ini memang bisa digunakan untuk mengelola masalah yang berhubungan dengan pikiran, perasaan dan prilaku anda, namun belum tentu semua orang cocok dengan terapi ini, sebaiknya ketika melakukan terapi anda jujur ketika melakukan konsultasi pertama agar terapis dapat menemukan pendekatan dan terapi yang sesuai dengan kondisi anda.
Read more...

NERS, SENYUM YUK!

0 komentar

Kekuatan Senyuman di Tengah Ketegangan

Di sisi terdalam menepati janji untuk selalu menyajikan senyuman yang tak kenal lelah dengan penuh ke ikhlasan dalam ketegangan. Inilah salah satu kecerdasan emosional yang bisa dikuasai oleh seorang perawat.


Perawat pun memiliki emosi seperti gugup, takut, sedih, jijik, muak, benci, malu dan rasa kesal. Tetapi dalam situasi yang sudah tidak asing bagi perawat, mereka mampu mengenali dan mengelola perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadukan pikiran dan tindakan mereka.


Matahari pagi hingga matahari sore mereka tetap berkilau dengan kilauan yang terpancar dari senyuman mereka, indah nan menawan membuat siapa pun yang melihatnya merasaka ketenangan. Ketika kedua bola mata perawat bertemu dengan bola mata pasien rasanya seluruh emosi yang mungkin banyak orang diluar sana tidak sanggup untuk menyambut dengan senyuman, tetapi perawat mampu membuat pasien tersenyum lega.


Sosok perawat bisa meiliki rasa kepekaan yang tinggi mereka mampu merasakan , memahami dan secara efektif menerapkan daya emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Perlu adanya energy pengaktif dalam peningkatan nilai-nilai etika profesi perawat.


Perawat bisa saja mendapatkan banyak tekanan dari keluarga pasien dari dokter dari rekan satu pekerjaannya tetapi perawat memiliki kelebihan yang dapat mengatasi masalah emosional dan sosial. Saat bekerja dilapangan saat mereka didalam suatu kondisi yang menenganggkan mereka mampu mencegah ketegangan yang terjadi pada pihak keluarga pasien. Dengan tegasnya dan penuh dengan senyuman meraka bisa menyusaikan diri dan selalu bersikap positif.


Dalam posisi ketegangan perawat selalu bisa mengendalikan emosi dirinya dengan bersikap santai, rileks, mengenali emosinya, bersikap sungguh-sungguh (kesabaran dan kesungguhan) serta selalu merasa positif.


Semburat seyuman seorang perawat itu diperoleh dari mereka memahami perasaan mereka, tidak menilai orang dengan cepat, menayakan pada diri mereka apa yang mereka rasakan, fokus pada hal-hal positif, mereka tahu bagaimana cara membuat hidup lebih bahagia dan bermakna, mereka tahu bagaimana mengeluarkan energy mereka secara bijak dan mereka tidak pernag lelah untuk berkembang. Dan yang terpenting semburat senyuman itu akan timbul ketika keikhlasan itu selalu dinomer satukan.

Nah sobat nurse, jangan lupa selalu berikan senyuman terbaikmu untuk pasien ya!


Read more...

INI NIH BEDANYA DOKTER DENGAN PERAWAT!

0 komentar

Sobat Nurse, tau gak sih kalau dokter sama perawat itu beda?

Yuk liat penjelasan dibawah ini!




Pertanyaan yang sering terdengar di masyarakat namun masih sebagian dari mereka masih belum paham akan peran dari dokter dan perawat. Banyak yang mengartikan bahwa perawat adalah pembantu dari dokter. Hal tersebut disimpulkan oleh masyarakat karena perawat yang bekerja setelah perintah dari dokter. Pada kenyataanya, baik perawat maupun dokter saling melengkapi. Terutama tingkat pendidikan yang dibutuhkan seorang perawat hampir sama dengan pendidikan seorang dokter. Untuk menjadi seorang perawat yang profesional menempuh pendidikan selama 5 tahun seperti halnya pendidikan dokter umum. Lulusan pendidikan keperawatan dituntut menguasai pengetahuan, memiliki sikap dan keterampilan sesuai dengan tuntutan profesi. Agar masyarakat dapat membedakan bahwa keperawatan juga termasuk suatu profesi, diperlukan penekanan pada istilah caring yang merupakan kegiatan utama dari sebuah profesi (Chitty, 1997).



Hubungan antara perawat dan dokter adalah dua profesi yang memiliki peran cukup signifikan dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Dalam sebuah penelitian menyebutkan “Inhandling HIV/AIDS to gays, a doctor has a role as a care provider, a decision maker and a communicator of the actions that should be given to patients, while a nurse has a role as a care giver and a counselorby providing diagnosis and appropriate nursing care to the patients as needed.” Dapat disimpulkan bahwa peran perawat yaitu:


1. Perawat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan teori yang telah dipelajarinya. 


2. Perawat juga melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan. 


3. Perawat diakui sebagai profesi ketika ia telah menyelesaikan pendidikan dari suatu perguruan tinggi sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional. 


4. Perawat juga melakukan pengelolaan ruang lingkup keperawatan sesuai dengan kaidah profesi. 



Peran dokter sendiri tidak sekadar menjadi agent of treatment tetapi juga sebagai agen sosial. Dokter tidak hanya menyembuhkan penyakit tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK-UMY), Dr. Erwin Santosa, Sp. A, M.Kes saat Sumpah Dokter Periode XXVII di Sportorium, Sabtu (22/5). Menurutnya, berbagai penyakit akan berkorelasi atau berhubungan dengan masalah sosial. “Misalnya, orang kena penyakit gatal-gatal karena tidak menjaga kebersihan. Fungsi dokter selain memberikan obat untuk kesembuhan pasien juga harus memberikan edukasi atau penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan. Sehingga masyarakat juga paham akan pentingnya menjaga kebersihan,”urainya. 




Nahh sobat nurse, gimana udah paham kan perbedaan dari dokter dan perawat? Jangan salah mengartikan lagi bahwa perawat itu sama dengan dokter atau hanya pembantu dokter.

Read more...

Sabtu, 07 Desember 2019

PERAWAT BUTUH TAU YANG SATU INI!

0 komentar

Sobat Nurse, kali ini kita akan membahas kenapa sih perawat butuh tau kepribadian. Yuk Simak Artikel satu ini!


Seorang perawat dalam pekerjaannya akan menghadapi pasien dengan berbagai macam kepribadian yang dimilikinya yang bersifat unik, artinya tidak ada satu pun pasien yang memiliki kepribadian yang sama persis. Perawat harus mengenal perbedaan-perbedaan yang terdapat pada pasien, teman sejawat, dan keluarga pasien serta sadar bahwa dirinya juga memiliki perbedaan dan menyadari bahwa ciri khas yang dimiliki dapat memudahkan usaha untuk mencapai interaksi positif dengan orang lain.

Kenapa seorang perawat harus tau kepribadian dirinya dan orang lain?


Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh pasien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku peduli atau kasih sayang.



Kepribadian dan kualitas seorang perawat dianggap sangat penting untuk berinteraksi dan berhubungan dengan pasien serta dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Maka perawat perlu mengetahui kepribadiannya dan orang lain agar mampu mengendalikan diri saat berhadapan dengan pasien yang memiliki karakter yang berbeda-beda serta mampu berinteraksi dengan baik sehingga memberikan service yang baik untuk memenuhi kebutuhan pasien.



Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena kepribadian merupakan sesuatu yang abstrak. Kepribadian atau personality, berasal dari kata personare yang berarti topeng. Hal ini lambat laun berubah jadi istilah tentang gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu. Menurut G.W. Allport, ia berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psichophy-sis yang dinamis pada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.



Dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku.



Perkembangan kepribadian sifatnya dinamisasi, sangat tergantung energi (lapar, haus dsb) yang disebut motif, tergantung pada tingkat kepuasan dan ketidakpuasan / kesenangan dan ketidaksenangan seseorang. Kepribadian dapat stabil atau labil tergantung pada perkembangan seseorang dalam menghadapi pengalaman hidupnya.


Untuk dapat mengembangkan diri, dibutuhkan kemauan dan kemampuan untuk mendorong diri untuk selalu berkembang dan berubah kearah yang lebih baik. Dalam menetapkan visi dan tujuan pengembangan diri diperlukan langkah sistematis dan terstruktur yang perlu dilatih dan terus dilakukan, contohnya dengan menggunakan analisis SWOT dan menetapkan POA (Plan of Action). 

Read more...

Altruisme dan Positive Thinking, Bekal Seorang Perawat

0 komentar


Altruisme dan Positive Thinking Bagi Perawat

Sobat Nurse masih inget gak tentang kenapa perawat butuh tau tentang kepribadian? Nah, artikel kali ini akan kita bahasa tuntas salahsatu sikap yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Yaitu Altruisme dan Positive Thinking.

Perawat merupakan profesi yang mulia. Dengan menjadi seorang perawat, kita harus siap mengorbankan jiwa dan raga untuk kesejahteraan pasien. Jika pilihan kita menjadi seorang perawat maka kita akan menghabiskan hidup untuk menolong orang lain, menggunakan skill, serta memadukan ilmu dengan caring. Nah, untuk menjadi seorang perawat profesional, kita dituntut untuk bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Namun disamping itu, sikap seorang perawat pun sama pentingnya, karena apa gunanya skill yang mumpuni jika sikap dan perilakunya buruk. Kira-kira apa saja sih sikap yang harus dimiliki oleh seorang perawat agar memberikan citra yang baik? 

 

Sikap yang paling mendasar bagi perawat adalah altruisme. Altruisme merupakan perilaku membantu tanpa pamrih demi mementingkan kesejahteraan orang lain yang perlu dimiliki perawat dalam melaksanakan tugas keperawatan. Perilaku altruisme timbul bukan karena adanya suatu tekanan atau kewajiban, melainkan sukarela dan tidak mengharap imbalan dari pengorbanan yang telah dilakukan. Altruisme sangat erat kaitannya dengan perawat. Dibuktikan dengan altruisme terdapat di salah satu teori caring Jean Watson di dalam sepuluh faktor carative Watson, dimana Watson mengatakan mengenai pembentukkan sistem nilai humanistic-altruistik (Potter , Perry, Stockert, & Hall, 2013). Selain itu, altruisme berperan penting dalam membantu kesembuhan pasien. Menurut Nurqonitatin (2006) dalam Dewi & Hidayati (2015) telah terbukti bahwa perilaku altruistik seorang perawat mampu meningkatkan motivasi pasien untuk segera sembuh. Jika altruistik tidak dikembangkan, dapat menyebabkan munculnya perilaku seperti kurang peduli terhadap pasien, keluhan pasien tidak segera ditangani, bersikap kasar, galak, sehingga kebutuhan pasien tidak terpenuhi dan mempengaruhi citra perawat di rumah sakit. Oleh karena itu, sikap ini harus ditanamkan oleh setiap perawat karena dampak yang ditimbulkannya signifikan.





Selain altruisme, seorang perawat juga harus mengedepankan positive thinking atau berpikir positif. Menurut Peale (1977), berpikir positif adalah memandang segala persoalan yang muncul dari sudut pandang yang positif karena dengan berpikir positif individu mempunyai pandangan bahwa setiap hasil pasti ada pemecahannya dan suatu pemecahan yang tepat diperoleh melalui proses intelektual yang sehat. Berpikir positif dimulai melalui sebuah keyakinan pada diri sendiri bahwa dirinya mampu. Berpikir positif dalam sangat penting dalam praktik keperawatan. Seorang perawat sering kali dihadapkan pada masalah-masalah kesehatan pasien yang mengganggu pikiran pasien. Ketika pasien tidak mampu berpikir positif atau bisa dikatakan terpuruk, seorang perawat harus bisa meringankan beban pikiran pasien. Tugas seorang perawat bukan hanya mengangani kesehatan pasien, tetapi juga harus bisa berkomunikasi dan meningkatkan rasa optimis pasien ketika sedang berada di titik terpuruk. Jika seorang perawat tidak bisa berpikir positif, bagaimana bisa ia memberikan energi positif kepada pasiennya. Seperti yang dikatakan Monica dan Elisabeth (2011), The positive thinking isn’t destination. It’s the way of life for nurses. Sepenting itulah berpikir positif sampai dijadikan jalan hidup seorang perawat. Maka dari itu, mulailah berpikiran positif mulai saat ini karena dengan begitu bisa mengantarkan pada sikap dan kebiasaan yang positif.

Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk selalu bersikap baik, karena hal tersebut menentukan citra perawat di masyarakat. Mulailah ubah sikap-sikap buruk kita mulai saat ini, agar terciptanya kesan baik perawat dimata masyarakat. Perawat adalah profesi mulia, bukan hanya sebatas merawat pasien, tapi juga sebagai support system bagi pasiennya. Jangan berharap imbalan saat menolong pasien, kerjakan dengan sepenuh hati. Selalu tanamkan pikiran-pikiran yang baik agar bisa memberikan energi positif bagi orang-orang disekitar. . Mulailah tekadkan untuk menjadi seorang perawat profesional dan unggul yang mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. 


Read more...

KOMUNIKASI PERAWAT

0 komentar

Sobat nurse, tau gak sih kenapa perawat harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik?


Dalam melakukan pelayanan keperawatan tentu saja kita sebagai seorang perawat akan berintraksi langsung dengan pasien. setiap pasien memiliki karakter yang berbeda, dan respon yang berbeda terhadap pelayanan kita sebagai seorang perawat. Tentu saja kita ingin memberikan pelayan yang terbaik untuk pasien kita, maka dari itu kita harus memperhatikan kualitas pelayan keperwatan yang kita berikan. Kualitas pelayanan keperawatan menentukan respon dari pasien itu sendiri, dan komunikasi berperan besar dalam kualitas pelayan keperawatan.

Komunikasi anatara perawat dengan pasien, keluarga pasien, maupun tenaga medik yang lain haruslah baik, terutama terhadap pasien. Ada beberapa bentuk bentuk komunikasi di dalam dunia keperwatan, diantaranya:

1. Komunikasi Intrapersonal




Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang berada didalam diri yang biasa kita sebut sebagai kata hati atau perasaan batin. Didalam dunia medis keperawatan, seorang perawat harus memiliki jenis komunikasi ini. Tujuannya adalah untuk membuat perawat secara cepat dan sadar dapat merasakan, melihat, menangkap serta mengetahui kondisi pasien tanpa harus berbicara dengannya. Contohnya adalah ketika seorang perawat melihat seorang pasien sedang termenung, melamun, atau menengadah kelangit-langit, maka perawat akan merasakan dan mengetahui bahwa pasien tersebut sedang gundah, risau atau sedang memikirkan sesuatu.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih didalam sebuah kelompok kecil. Misalnya perawat dengan pasien yang didampingi oleh anggota keluarga pasien. Komunikasi ini berlangsung secara tatap muka, atau dapat pula menggunakan berbagai media komunikasi. Tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien, melakukan perawatan, memberikan obat, atau melakukan tindakan medis seperti pengambilan sample darah, rambut, memasang infus, melakukan suntik, dan sebagainya.

Namun untuk melakukan komunikasi yang satu ini, perawat harus mampu untuk menjadi pendengar yang baik, berbicara dengan lembut, dapat menunjukkan sikap peduli atau empati hingga mampu untuk memberikan motivasi, humor dan becandaan.


3. Komunikasi Massa





Penggunaan komunikasi massa dalam keperawatan secara tidak langsung akan memberikan kemampuan kepada perawat agar perawat dapat menentukan dimana posisinya, kapan harus berbicara, kapan harus mendekat atau menjauh, kapan harus berada ditengah, dibelakang atau didepan dan lain sebagainya. Selain itu, komunikasi ini secara tidak langsung akan mengajarkan perawat untuk menguasai dirinya, menjaga intonasi dan volume suara, mengajarkan perawat untuk menggunakan bahasa tubuh hingga mengajarkan perawat agar mampu untuk memberikan motivasi.


4. Komunikasi Kelompok




Komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah penting. Komunikasi kelompok initerjadi pada saat penyerahan tugas dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien.


5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi. Dalam keperawatan komunikasi organisasi sangat penting karena berhuhubungan dengan sertifikasi dan memfasilitasi registrasi lisensi yang ditangani oleh PPNI. Adapun untuk pelaporan suatu masalah yang berhubungan dengan profesi dapat dilaporkan ke organisasi keperawatan salah satunya PPNI. Maka dari itu komunikasi organisasi sangat penting.

 6. Computer Mediated Communication




Komunikasi antara orang-orang dengan melalui media perantara berbasis komputer dan internet, omunikasi ini memanfaatkan media-media di Internet seperti Instagram, Website mupun yang lainya. Salah satu contohnya yaitu akun instagram @perawatid dimana akun Instagram tersebut membahas berbagai macam hal yang berhubungan dengan keperawatan. Dengan computer mediated communication kita bisa lebih up to date tentang info info maupun kejadian seputar keperwatan.



Nah, udah tahukan bentuk-bentuk komunikasi di dunia keperawatan? Ada juga loh teknik teknik penyampaian komunikasi di dalam keperawatan, teknik teknik ini digunakan agar kita lebih dekat dengan pasien kita sehingga pelayanan yang kita berikan berkualitas dan dapat memuaskan pasien sehingga proses pemulihan kesehatan pasien lebih cepat.

Berikut ini merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam berkomuikasi:


1. Bahasa Data/Rasional

Bahasa Data/Rasional, didasarkan pada anggapan bahwa manusia adalah mahluk rasional; meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti ilmiah.

Contohnya kita menjelaskan bahwa berbaring atau diam terlalu lama tanpa ada pergerakan seperti pada penderita stroke akan menyebabkan ulkus dekubitu disitu kita haru menyertakan data atau penjelananya (dengan menceritakan bahwa kamu mempelajarinya/membaca di jurnal)



2. Bahasa Emosional

Bahasa yang digunakan dapat menyentuh hati khalayak dan dapat menyentuh empati seseorang. Bahasa emosional dapat disampaikan dengan cara:
Gunakan bahasa yang penuh muatan emosional untuk melukiskan situasi tertentu.
Hubungkan gagasan dengan unsur-unsur visual dan nonverbal yang membangkitkan emosi, misalnya perusahaan akan mengumpulkan sumbangan untuk korban banjir dengan menampilkan foto-foto yang melukiskan penderitaan mereka
Tampakkan pada diri komunikator petunjuk nonverbal yang emosional, misalnya, suara yang bergetar, air muka yang melankolis, dan mata yang berkaca-kaca.


3. Bahasa Rasa Takut

Menggunakan pesan yang informasinya mencemaskan, atau meresahkan. Gunakan secara hati-hati, dengan mempertimbangkan karakteristik khalayak (kepribadian), jenis pesan, dan kredibilitas komunikator. Contohnya “Ibu ayo di makan obatnya, kalau ga dimakan nanti perutnya sakit lagi kaya tadi”

4. Bahasa Reward

Menggunakan bahasa yang menjanjikan mereka mendapatkan sesuatu yang mereka perlukan, mereka inginkan, atau mereka butuhkan. Reward tidak selalu berupa uang atau materi, tetapi bisa berupa kepuasan, ketenangan, dan yang lainya. Contohnya “ adek kalau nanti adek udah sehata adek bisa main lagi sama temen temen makanya sekarang minum dulu ya obatnya”

5. Bahasa Motivasi

Menggunakan imbauan yang menyentuh kesadaran dalam jiwa seseorang. Contohnya “ ayo semanga lemburnya ada seseorang yang nunggu di rumah”



Gimana nih udah taukan gimana pentingnya dan teknik komunikasi dalam keperawatan? Semoga dengan paparan diatas kita sebagai seorang perawat dapat menerapkanya dan dapat meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia. Yuk budayakan berkomunikasi dengan baik ya!
Read more...

Kamis, 05 Desember 2019

PENTINGNYA MENGETAHUI KEPRIBADIAN DIRI

0 komentar
Sobat Nurse, tau gak sih kenapa kepribadian itu penting?

 "The Good Life Is a Process, not a state of being. 
It Is a Direction, not a Destination"

Filsuf terkemuka Aristoteles mengatakan bahwa orang yang tidak dapat hidup di dalam masyarakat atau orang yang merasa tidak membutuhkan sesamanya karena sudah merasa mumpuni sendiri, maka ia pasti seekor binatang buas atau seorang dewa. Selain sebagai makhluk individu, manusia menurut kodratnya juga merupakan makhluk sosial. Kedua sifat kodrat individual manusia tidak mungkin berkembang di luar hubungan sosial sesamanya. Demikian ia tidak mungkin mengembangkan hubungan sosialnya jika ia sendiri tidak menjadikan dirinya seorang manusia.
 

Kepribadian ialah sifat hakiki yang unik sebagai hasil interaksi timbal balik antara dirinya dengan lingkungan yang tercemin pada sikap yang membedakan dirinya dengan orang lain dan Pengembangan Kepribadian adalah Pengembangan sifat hakiki seseorang ke arah yang lebih baik demi terbentuknya suatu bentuk kepribadian diri yang dapat di terima oleh lingkungannya dalam segala situasi kehidupan.


Namun, bukan hal mudah untuk dapat melakukan langkah-langkah Pengembangan Kepribadian tersebut, demi keberhasilan pengembangan  kepribadian di perlukan tekad dan kesadaran akan manfaatnya. Kunci keberhasilannya terletak pada berusaha dengan sekuat tenaga dan selanjutnya berharap kekuatan Tuhan sebagai sumber segala kekuatan.Pengembangan kepribadian memberikan peran yang sangat besar kepada anda  dalam rangka meningkatkan kualitas diri pribadi, kualitas hubungan dengan orang lain agar anda mampu berhubungan dengan lingkungan, semangat untuk selalu menaikan kapasitas da kualitas kepribadian anda sehari hari, akan mendorong anda untuk mengembangkan kepribadian kea rah yang lebih baik. Semakin baik kepribadian anda dalam memberikan pelayanan kepada orang lain maka anda akan memberikan peran yang semakin besar terhadap penciptaan hubungan yang baik antar orang, orang dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi. Pada akhirnya akan saling menguntungkan satu dengan yang lain.


Secara umum, pengembangan kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas kepribadian secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan menciptakan pola berpikir yang positif setiap hari, sehingga setiap orang akan mencapai derajat kehidupan yang lebih baik dari hari – hari sebelumnya, dikarenakan dampak pola piker positif yang dihasilkan dari pengembangan kepribadian yang positif setiap hari, yang dilakukan oleh seseorang.


Berikut Merupakan bentuk-bentuk kecerdasan manusia yang dapat mendukung kualitas kepribadian seseorang : 1. Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient – IQ)

IQ adalah kemampuan nalar, atau pikiran orang sering menyebutnya dengan kemampuan Otak Kiri. Yaitu kemampuan kita untuk mengetahui, memahami, menganalisis, menentukan sebab akibat, berpikir abstrak, berbahasa, memvisualkan sesuatu.

2. Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient - EQ)

EQ merupakan kecerdasan emosi, yang erat kaitannya dengan kemampuan mengontrol perasaan diri sendiri, mengenali perasaan orang lain, adaptasi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan komitmen.

3. Kecerdasan Spriritual (Spiritual Quotient – SQ)

SQ merupakan arus utama dalam kajian dan diskusi folosofis dan psikologis. Kecerdasan spiritual merupakan pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan kita akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas.

4. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversitas Quotient - AQ)

AQ adalah kemampuan seseorang saat menghadapi segala kesulitan. Beberapa orang mencoba untuk tetap bertahan menghadapi kesulitan tersebut, sebagian orang lainnya mudah takluk dan menyerah. AQ adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stolz dalam AQ membedakan 3 tingkatan AQ dalam masyarakat :

-Tingkat Quitrers ( orang yang berhenti )

Qoitrers adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi masalah ia langusung berhenti dan menyerah.

-Tingkat Campers ( orang yang berkemah )

Orang yang memiliki tingkay Campers memiliki AQ sedang. Ia merasa cukup dan puas dengan apa yang dicapainya dan ia tidak ingin lebih maju.

-Tingkat Climbers ( orang yang mendaki )

Climbers adalah orang yang ber-AQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.

5. Kecerdasan Kreativitas (Creativitty Quotient)

CQ (creativity quotient) adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kreativitas. Di sini, kreativitas yang dimaksud berhubungan dengan potensi untuk menciptakan penemuan baru di bidang ilmu atau teknologi. 
Orang dengan CQ tinggi umumnya memiliki kemampuan memproduksi banyak ide. Mereka mampu berpikir out of the box dan menghasilkan penemuan baru. Gak hanya memproduksi ide, mereka juga mampu menguraikan ide dengan rinci. 




Read more...

Rabu, 04 Desember 2019

PERAWAT INSPIRATIF

0 komentar

5 KISAH PERAWAT INDONESIA YANG SANGAT INSPIRATIF

1. Syaifoel Hardy, Perawat Berkelas Dunia

Syaifoel Hardy, merupakan perawat asal Indonesia yang berhasil menorehkan berbagai prestasi di tingkat Nasional maupun Internasional.

Mengawali karir nya dimulai sejak dari seorang lulusan SPK sampai melanglang buana ke luar negeri  UEA, Kuwait, Qatar untuk menjadi perawat. Dan saat ini ia menjadikan dirinya sebagai sosok yang inspiratif bagi generasi muda Indonesia khususnya perawat.

Saat ini ia juga mendirikan sebuah lembaga pelatihan yang bernama Indonesia Nursing Trainers (INT) yang saat ini anggotanya berjumlah 20.643. Melalui lembaga tersebutlah kini ia telah berhasil memberikan pelatihan kepada ribuan calon perawat agar dapat menjadi perawat yang tidak biasa yakni merubah diri menjadi perawat yang luar biasa.

Tidak hanya lewat lembaga, beliau juga memberikan teladan inspiratifnya melalui kepiawaiannya dalam  menulis di sosial media dan beberapa buku yang berhasil diterbitkan. diantaranya Enjoying Nursing, From Qatar to Indonesia, Nursing : The Sleeping Giant, Diaspora Nursing  Indonesia The Poor Litle Richdan masih banyak lagi karya-karya lainnya.

Saat ini ia mengantongi beberapa penghargaan yang beliau terima adalah Diaspora Award Winner, Los Angeles, 2012, Life Achievement Award, PPNI Qatar 2012, Al Hasbah Award, Qatar Petroleum 2012 dan lain-lain. Melalui slogannya "More Than Just Nursing" perawat Indonesia diharapkan mempunyai nilai lebih, lebih dari sekedar perawat.

2. Laksamana Muda TNI Christina Rantetana, SKM, MPH, Laksamana Perempuan Indonesia Pertama dijajaran TNI AL 

 

 


Laksamana Muda TNI Christina M. Rantetana, SKM, MPH merupakan Perempuan paruh baya kelahiran Mengkendek yang mengawali masa kecilnya di Toraja hingga langkahnya memasuki pendidikan militer yang tanpa rencana. 

 
Bagi Christina muda yang baru menjejak di Makassar untuk melanjutkan karir di Angkatan Laut tak pernah timbul dalam benaknya. Setelah menyelesaikan pendidikan perawat pada 1978, keinginan terbesar dalam hidupnya hanyalah mengejar karir menjadi seorang kepala perawat di sebuah rumah sakit. Alasannya sederhana, karena ia senang melihat sesuatu yang bersih dan rapi. Di samping itu ada rasa bangga bila melihat kepala perawat berjalan keluar masuk bangsal rumah sakit untuk memeriksa ruangan. 

Kini, dirinya adalah seorang perwira tinggi yang menyandang bintang dua di pundaknya dari jejeran Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL) setelah dilantik oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio pada 28 Juni 2013 lalu di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur. Saat ini Sang laksamana telah mengakhiri masa baktinya, dengan jabatan terakhir tercatat sebagai Staf Ahli Menkopolhukam RI Bidang Ideologi dan Konstitusi.

Peremuan masa kini tidak hanya mengurus rumah tangga, namun perlu maju untuk menyalurkan potensi yang dimiliki. Berni mencoba dan menyampaikan pendapat dapat memperpanjang langkah perempuan untuk berkarya. 


3. Yared & Ria : Kisah Sukses Perawat Indonesia di Sanjo, Jepang

 

 


Ria dan Yared bekerja di RS Sannocho di Kota Sanjo, Prefektur Niigata setelah lulus ujian nasional keperawatan Jepang. Keberhasilan ini patut dibanggakan karena hanya Ria, Yared, dan Lalin Ever Gammed (perawat Filipina) yang lulus ujian nasional untuk perawat asing, dari 254 peserta ujian, atau hanya sekitar 1.2% persentase kelulusan.


Dalam upaya pembinaan masyarakat Indonesia di Jepang, Wakeppri KBRI Tokyo, Ronny P. Yuliantoro, didampingi oleh Minister Counsellor Ekonomi dan Sekretaris Ketiga Penerangan, telah datang ke Sanjo dan bertatap muka dengan Ria dan Yared. Beliau mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian tersebut karena telah melewati ujian yang begitu sulit. Ujian nasional keperawatan Jepang dilaksanakan sepenuhnya menggunakan huruf Kanji, termasuk istilah teknis medis. Selain itu substansi ujian juga termasuk mengenai sistem kesehatan Jepang, seperti asuransi dan peraturan perundangan di bidang kesehatan.

Kedatangan perawat Indonesia di Jepang ini terwujud dalam kerangka Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dalam acara yang diliput oleh beberapa TV dan media cetak itu, hadir pula Walikota Sanjo, Isato Kunisada, serta Direktur dan staf RS Sannocho. Walikota Kunisada yang turut berbahagia dengan kelulusan Ria dan Yared, memberikan hadiah berupa gunting kuku steel, yang merupakan hasil manufaktur Sanjo City yang berkualitas tinggi. Bagi Walikota, kelulusan dua perawat Indonesia ini turut dirasakan sebagai kesuksesan Sanjo karena semakin dikenal sebagai kota yang baik untuk ditinggali dan bersahabat dengan orang asing.

Keduanya juga dipesankan agar memberikan “ganbatte” atau semangat bagi teman-teman perawat Indonesia lainnya yang belum berhasil. Ketika ditanyakan bagaimana perasaannya, Yared berucap,“Saya gugup sekali, tapi hari ini saya sangat bahagia.”
Ria menambahkan, “Kami menjadi dikenal di Sanjo. Di supermarket pun kami disalami karena mereka melihat liputan tv.”

4. Rina Mulyani, Mengabdi di Tengah Hutan Listen

 

 


Rina Mulyani, tinggal bersama masyarakat Desa Listen,sebuah kampung yang berada di tengah hutan rimbah penuh dengan keterbatasan, serta kampung yang tidak memiliki akses jalan yang memadai ini Rina tetap mengabdikan diri sebagai tenaga medis dengan gedung kesehatan yang kini rusak, serta fasilitas seadanya seperti alat medis dan perlengkapan mobiller.



Sudah 4 tahun ia menjalani tugasnya sebagai perawat Desa Listen dengan suka duka yang tentu saja sudah banyak dialaminya.Walaupun bukan seorang Bidan, Rina juga harus melayani persalinan bagi ibu-ibu di desa itu. Namun semuanya dilakukan dengan keterbatasan peralatan medis. Bahkan  disaat obat-obatannya sudah habis, ia terpaksa harus berjalan kaki selama satu hari penuh dengan jarak 60 km menyusuri hutan menuju dinas kesehatan untuk mengamrah obat-obatan. Selain itu, sarana seperti meja dan tempat tidur untuk memeriksa pasienpun ia tidak punya.
Menurutnya, penyakit yang sering ditanganinya adalah penyakit Ispa, TB serta penyakit kusta. Baginya semua sudah menjadi tugasnya sehingga ia tidak pernah berharap imbalan dari masyarakat. 
“Saya ikhlas membantu masyarakat. Namun yang menjadi kendala saat ini yaitu obat-obatan. Karena sampai sekarang obat untuk penyakit kusta dan TB sangat sedikit sekali. Padahal, masyarakat disini sangat rentan sekali terkena penyakit kusta dan TB,”ungkap wanita berjilbab ini. 

5. Yanti Turang, Seorang Perawat menjadi Tokoh Masa Depan Australia 

 


 Yanti Turang seorang perawat berdarah Indonesia yang sekarang tinggal di New Orleans (AS) masuk dalam salah satu tokoh muda Australia masa depan karena berbagai kegiatannya di bidang kesehatan di Indonesia lewat organisasi bernama Learn To Live Global.

Yanti Turang adalah salah seorang dari 19 warga muda Australia yang masuk dalam sebuah buku bernama Future Chasers yang akan diluncurkan oleh Departemen Perdagangan Internasional Australia bertepatan dengan peringatan Australia Day. Dari 19 orang tersebut, 15 diantaranya sekarang masih berdomisili di Australia dan empat lainnya termasuk Yanti Turang berasal dari Indonesia, Sri Lanka, India dan Malaysia. Yanti mengatakan bahwa ia menerima penghargaan tersebut karena sebelumnya ia
menerima penghargaan Young Achiever Award dari La Trobe University.

Yanti yang ayahnya berasal dari Sulawesi Utara dan ibunya asli Australia ini memang menempuh pendidikan di bidang keperawatan di La Trobe University di Victoria dan tamat tahun 2009 di bidang kajian Bahasa Indonesia.

Di tahun 2011, Yanti mendirikan sebuah organisasi bernama LearnToLive sebuah organisasi kemanusiaan untuk memberikan layanan kesehatan dan pendidikan bagi komunitas di Indonesia, tempat asal ayahnya.

Di tahun 2012, Yanti bersama dengan tim dokter, perawat dan yang lainnya mendatangi beberapa kawasan di Sulawesi Utara seperti Sapa, Beringin, Likupang, dan Bunaken. dalam membantu masyarakat di sana memperbaiki ; taraf kehidupan mereka.


Atas kerja sosial ini dan juga kegiatannya sebagai perawat di Amerika Serikat, di tahun 2012, Yanti pernah terpilih sebagai 100 Perawat Terbaik untuk negara ; bagian Louisiana. 


Nah sobat nurse, itu beberapa kisah perawat asal Indonesia yang sangat menginspirasi. Dan sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah perawat lainnya yang juga sangat inspiratif. Semoga menginspirasi sobat Nurse di Indonesia.


Writer : Putri Karisa
Editor : Putri Karisa 
 
 
Read more...
 
Sobat Nurse © 2019